Text
Bulan Merah ; Kisah Para Pembawa Pesan Rahasia
Suatu ketika seorang kakek berkisah kepada cucunya, Bre, tentang sebuah kelompok musik keroncong Bulan Merah semasa perang kemerdekaan. Bulan Merah bukanlah sebuah kelompok musik keroncong biasa, karena pertunjukannya selalu digelar secara tiba-tiba. Penontonnya pun bukan penonton biasa, melainkan para pembawa pesan rahasia.
Bulan Merah lahir dari rahim Bumi dan Siti, dua kakak beradik. Sejak kecil mereka diasuh oleh pamannya bernama Rawi. Bumi dan Siti adalah anak dari seorang pembawa pesan rahasia bernama Said. Mereka menjadi yatim piatu setelah ayah dan ibu mereka dibunuh setelah aksi mereka diketahui oleh patroli kolonial Belanda. Dari pamannya inilah mereka mewarisi musik keroncong. Sepeninggal Rawi, mereka pun mendirikan Bulan Merah untuk melanjutkan perjuangan ayah mereka sebagai pembawa pesan perjuangan. Mereka dibantu oleh Ratna Melati, biduan musik keroncong milik Rawi dulu. Para pemain musik keroncong pun dikumpulkan. Akhirnya terkumpullah tujuh orang pemain. Sumo dan Sastro masing-masing sebagai pemain selo dan kontrabas. Kusno pada gitar. Karman yang meniup flute. Priambodo, pemetik ukulele cak. Ku Chen menggesek biola. Ramas Suryo dan Siti sebagai biduan. Bumi memainkan ukulele cuk.
Tidak tersedia versi lain